Senin, Mei 22, 2017

Hadis Nomor 37 dari Kitab Arbain Imam Nawawi



Mungkin ada yang bertanya, secara matematis bagaimana menghitung karunia dan rahmat Allah? Dari hadis ke 37 dalam susunan kitab Imam Nawawi kita bisa melihat salah satu ilustrasi matematis tersebut, tentu menurut saya ya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, bahwa nabi menyampaikan hadis qudsi sebagai berikut:

إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
Artinya kurang lebih :
Sesungguhnya Allah mencatan setiap kebaikan dan setiap keburukan.
Kemudian Rasulullah menjelaskan sebagai berikut:
Jika seorang hamba punya rencana atau niat baik, namun belum sempat dilaksanakan, maka Allah menuliskan bagi hamba tersebut satu nilai kebaikan yang sempurna (seakan-akan perbuatan baik itu sudah ditunaikannya).  Jika si hamba berencana baik dan melaksanakan kebaikan tersebut dalam kehidupannya, maka Allah menulikan pahala baginya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih.
Namun bila si hamba punya niat buruk dan tidak jadi melakukannya, maka Allah menuliskan baginya satu pahala kebaikan (seakan-akan dia sudah menjauhi dosa tersebut). Bila si hamba berniat buruk, lalu melaksanakan rencana buruknya tersebut, maka Allah mencatat baginya satu dosa saja.

Masya Allah, jika perbandingan matematisnya satu banding satu, dengan situasi hidup seperti hari ini apa kita berani mengatakan bahwa pahala yang kita kumpulkan hari ini lebih banyak dari dosa? Justru karena kemurahan Allah sajalah kita bisa bergembira dan merindukan surga. Karena baru niat baik saja sudah dapat pahala satu, jika dilaksanakan akan dilipatgandakan menjadi lebih banyak pahala. Sekurang-kurangnya sepuluh pahala, dan bisa lebih banyak lagi jika kualitas lahir batin kita lebih bagus, sesuai tingkat kedekatan kita dengan Allah yang telah kita bahas pada hadis nomor 38.

Bahkan, niat buruk yang tidak jadi dilaksanakan, mungkin karena berbagai alasan sudah mendapat ganjaran satu pahala kebaikan. Padahal kalo dilaksanakan, dosanya dicatat satu saja.

Lalu, apakah artinya kita boleh berbuat sedikit kebaikan dan melakukan beberapa kesalahan dalam sehari? Atau apakah kita cukup dengan berniat baik saja lalu tidak dilaksanakan, atau cukup berniat buruk saja lalu tidak jadi dilaksanakan, karena sudah mendapatkan pahala?

Ini kembali lagi kepada kita semua. Apakah kita hanya ingin menjadi hamba biasa-biasa saja atau hamba yang dicintai oleh Allah. Jika sekedar melepaskan diri dari neraka mungkin boleh-boleh saja setiap harinya kita berhitung supaya tetap ada selisih pahala dibandingkan dosa. Tapi jika kita menginginkan lebih banyak anugrah, berkah, kedekatan dan kasih sayang Allah, kita perlu meraihnya dengan segudang pahala dan kebaikan, bahkan lebih lagi.

Karena Allah tidak butuh disembah, bahkan diingkaripun tidak memberi mudharat kepada Allah. Justru kita yang butuh kepada Allah. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan, dampak baiknya adalah untuk diri kita sendiri. Sebaliknya, keburukan yang kita lakukan juga berdampak bagi kita sendiri.

Dalam Alquran dijelaskan, bahwa amal perbuatan manusia, baik maupun buruk, akan diperhitungkan dan mendapatkan balasan di akhirat nanti. Jangan sampai, dosa-dosa tersebut mengurangi keindahan dari pahala yang akan kita terima dari Allah SWT nanti. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar