Mungkin ada yang bertanya, secara matematis bagaimana
menghitung karunia dan rahmat Allah? Dari hadis ke 37 dalam susunan kitab Imam
Nawawi kita bisa melihat salah satu ilustrasi matematis tersebut, tentu menurut
saya ya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, bahwa
nabi menyampaikan hadis qudsi sebagai berikut:
إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَى سَبْعِمِائَةِ
ضِعْفٍ إلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا
كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
Artinya kurang lebih :
Sesungguhnya Allah mencatan setiap kebaikan dan setiap
keburukan.
Kemudian Rasulullah menjelaskan sebagai berikut:
Jika seorang hamba punya rencana atau niat baik, namun
belum sempat dilaksanakan, maka Allah menuliskan bagi hamba tersebut satu nilai
kebaikan yang sempurna (seakan-akan perbuatan baik itu sudah
ditunaikannya). Jika si hamba berencana
baik dan melaksanakan kebaikan tersebut dalam kehidupannya, maka Allah
menulikan pahala baginya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat,
bahkan lebih.
Namun bila si hamba punya niat buruk dan tidak jadi
melakukannya, maka Allah menuliskan baginya satu pahala kebaikan (seakan-akan
dia sudah menjauhi dosa tersebut). Bila si hamba berniat buruk, lalu
melaksanakan rencana buruknya tersebut, maka Allah mencatat baginya satu dosa
saja.
Masya Allah, jika perbandingan matematisnya satu banding
satu, dengan situasi hidup seperti hari ini apa kita berani mengatakan bahwa
pahala yang kita kumpulkan hari ini lebih banyak dari dosa? Justru karena
kemurahan Allah sajalah kita bisa bergembira dan merindukan surga. Karena baru
niat baik saja sudah dapat pahala satu, jika dilaksanakan akan dilipatgandakan
menjadi lebih banyak pahala. Sekurang-kurangnya sepuluh pahala, dan bisa lebih
banyak lagi jika kualitas lahir batin kita lebih bagus, sesuai tingkat
kedekatan kita dengan Allah yang telah kita bahas pada hadis nomor 38.
Bahkan, niat buruk yang tidak jadi dilaksanakan, mungkin
karena berbagai alasan sudah mendapat ganjaran satu pahala kebaikan. Padahal kalo
dilaksanakan, dosanya dicatat satu saja.
Lalu, apakah artinya kita boleh berbuat sedikit kebaikan
dan melakukan beberapa kesalahan dalam sehari? Atau apakah kita cukup dengan
berniat baik saja lalu tidak dilaksanakan, atau cukup berniat buruk saja lalu
tidak jadi dilaksanakan, karena sudah mendapatkan pahala?
Ini kembali lagi kepada kita semua. Apakah kita hanya
ingin menjadi hamba biasa-biasa saja atau hamba yang dicintai oleh Allah. Jika sekedar
melepaskan diri dari neraka mungkin boleh-boleh saja setiap harinya kita
berhitung supaya tetap ada selisih pahala dibandingkan dosa. Tapi jika kita
menginginkan lebih banyak anugrah, berkah, kedekatan dan kasih sayang Allah,
kita perlu meraihnya dengan segudang pahala dan kebaikan, bahkan lebih lagi.
Karena Allah tidak butuh disembah, bahkan diingkaripun
tidak memberi mudharat kepada Allah. Justru kita yang butuh kepada Allah. Semakin
banyak kebaikan yang kita lakukan, dampak baiknya adalah untuk diri kita
sendiri. Sebaliknya, keburukan yang kita lakukan juga berdampak bagi kita sendiri.
Dalam Alquran dijelaskan, bahwa amal perbuatan manusia,
baik maupun buruk, akan diperhitungkan dan mendapatkan balasan di akhirat
nanti. Jangan sampai, dosa-dosa tersebut mengurangi keindahan dari pahala yang
akan kita terima dari Allah SWT nanti. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar