Senin, Maret 31, 2014

Kemualiaan Karena Tidak Takut, Kecuali Kepada Allah

Saya terkejut dengan berita bahwa pemerintah Saudi Arabia yang merasa bangga dengan status pemelihara dua kota suci, memasukkan beberapa kelompok umat islam dalam daftar hitam, khususnya IM di Mesir dan para pejuang pembebasan di Palestina. Terus terang saja, saya juga tidak sempat mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut.

Namun, tadi magrib, ketika membaca al-Quran Surat Al-Taubah ayat 18-19 dan seterusnya, ingatan terhadap berita tersebut terbersit kembali. Dalam hal ini, secara sekilas terlintas dalam pikiran saya, yang mendakwakan diri mulia karena melayani jamaah haji dan umrah setiap tahunnya, tidaklah sebanding dengan kemuliaan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang berjihad menegakkan kebenaran.

Berikut analisa sederhana saya:
ayat 18 lebih kurang berarti : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (dikutip dari Quran Digital)

Dalam hal ini tampaknya Saudi kekurangan satu syarat, tidak takut kepada negara adidaya.

ayat 19 : Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (dikutip dari Quran Digital)

Dalam hal ini, ada konfirmasi dari Allah, tidak sama derajat pelayan tanah haram dengan orang yang beriman dan kemudian berjihad di jalan Allah. Lalu siapa orang zhalim yang tidak mendapat petunjuk tersebut?

ayat 20 : orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (dikutip dari Quran Digital)

Ternyata, orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah, lebih tinggi derajatnya dari pada yang sekedar melayani jamaah haji dan umrah. Jangan-jangan yang zhalim adalah yang berani memblacklist para mujahidin dan merasa diri sendiri paling benar. Jika demikian, berarti ini penyakil lama namanya.

Ayat 21-22 : Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Nah, jelas mereka yang diblacklist itu akan memperoleh kebahagiaan di akhirat, meskipun mereka mungkin tidak berhasil di dunia ini.

Semoga bermanfaat adanya bagi kita semua, bukan untuk provokasi. Wabillahi taufiq wal hidayah.