Terus terang saya sangat terkejut ketika membaca tautan berita yang dishare oleh kawan saya terkait rencana Arab Saudi merubuhkan Masjid Nabawi, termasuk makan Nabi dan dua Sahabat Utama guna membangun kembali masjid yang lebih besar dan megah, yang konon akan segera dilaksanakan setelah seluruh jamaah haji kembali ke tanah air masing-masing pada tahun ini, 1433 H.
Apa motivasi sesungguhnya dari rencana tersebut? bagaimana pertimbangan maslahat dan mafsadat dari para mufti di Saudi? saya kira pertanyaan tersebut bukan hanya milik saya, tapi juga pertanyaan semua umat Islam di seluruh dunia. Tentu saja, dengan segala keawaman saya berharap berita semestinya tidak benar.
Dulu kala, ketika Gubernur Mesir, Amru bin Ash Ra hendak membangun masjid dan berencana menggusur rumah salah seorang non muslim, Khalifah Umar melarangnya hanya karena yang punya properti, seorang lelaki beragama yahudi merasa keberatan. Hari ini, apakah pemerintah Saudi juga mempertimbangkan keberatan seluruh muslimin di dunia?
Bahkan, ketika sebagian orang berusaha menggali Kuburan Nabi, dengan petunjuk Allah, Nuruddin Zangki, salah seorang amirul mukminin berusaha mencegahnya dan melindungi kuburan Nabi dan kesucian jasadnya. Lalu bila masjid dan kuburannya hari ini akan dibongkar, akan dikemanakan jenazahnya yang mulia tersebut? Jenazah dari seorang Nabi yang berdoa kepada Allah supaya aib ummatnya tidak disingkap di dunia. Apakah pembongkaran kuburan Nabi tidak akan menjadi aib, atau penghinaan terhadap pribadi yang mulia ini? yang dipuji oleh Allah dan para malaikat-Nya, yang selawat kepadanya dibaca oleh seluruh kaum muslimin dalam shalat mereka.
Abubakar Ra memang pernah berkata, "Barang siapa menyembah Muhammad, maka dia telah mati, dan barang siapa yang mnyembah Allah, sesunggunya Allah maha Hidup dan tidak mati-mati." Para shabat juga pernah meninggalkan sementara waktu jenazah Nabi demi maslahat yang lebih besar, mencegah perpecahan umat islam dan kekosongan kepemimpinan, tapi apakah kemudian mereka tidak menghormatinya dengan menguburkannya di bekas kamarnya sendiri? apakah keberadaan kuburan Nabi seperti saat ini menjadi salah satu sebab-sebab kemusyrikan dalam beribadah?
Memang Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia biasa, tidak berbeda dengan kita semua umat-umatnya, lalu apakah para pemimpin Saudi dan Muftinya lebih mulia lagi? Kenapa mereka tidak menurunkan gambar dan foto para pemimpinnya? kenapa mereka tidak menggusur kuburan dan rumah raja-rajanya, orang tua dan kakek-neneknya terlebih dahulu demi kemaslahatan ummat?
Saya kira kita semua membutuhkan jawaban, benar dan tidaknya kabar tersebut juga semstinya ada klarifikasi dari Pemerintah Arab Saudi, sehingga umat ini tidak dilanda fitnah keraguan dan permusuhan yang membabi buta. Wallahu a'lam, sebuah jihad kecil untuk Islam.....
Selasa, Oktober 30, 2012
Senin, Oktober 29, 2012
Bulan Bintang Turki Usmani
Ungkapan Sultan
Mehmet dari Filem Fetih 1453:
"Pemerintahan bukanlah tempat menunjukkan kekuasaan, tapi sarana meujudkan kesejahteraan rakyat."
"Sejarah tidak dibuat oleh penakut."
"Yang ku khawatirkan bukan musuh-musuhku, tapi rakyatku, karena bagaimanapun darah pasti tertumpah. Masalahnya, apakah mereka akan gugur sebagai syuhada atau hanya akan mati sia-sia saja."
"Jangan khawatir, kalian bisa hidup dengan bebas dan menganut kepercayaan masing-masing. Mulai saat ini, nyawa kalian, harta kalian dan masa depan kalian juga merupakan bagian dari kami."
"Pemerintahan bukanlah tempat menunjukkan kekuasaan, tapi sarana meujudkan kesejahteraan rakyat."
"Sejarah tidak dibuat oleh penakut."
"Yang ku khawatirkan bukan musuh-musuhku, tapi rakyatku, karena bagaimanapun darah pasti tertumpah. Masalahnya, apakah mereka akan gugur sebagai syuhada atau hanya akan mati sia-sia saja."
"Jangan khawatir, kalian bisa hidup dengan bebas dan menganut kepercayaan masing-masing. Mulai saat ini, nyawa kalian, harta kalian dan masa depan kalian juga merupakan bagian dari kami."
Penaklukan Konstantinopel merupakan rangkaian sejarah yang
tidak terpisahkan dari Fathu Makkah, dan Fathu Baitul Maqdis sebelumnya.
Pertumpahan darah tidak bisa dielakkan untuk memelihara
keyakinan yang bisa mendamaikan, memelihara keyakinan yang menghargai
kehidupan, perbedaan dan persamaan.
Kaum muslimin tidak berperang karena benci, yang akhirnya
membuahkan simpati. Kebencian tidak akan mengakhiri konflik, tapi justru
mengobarkannya.
Bagi kaum muslimin, penaklukan Konstantinopel menjadi
momentum bersejarah dalam memelihara dan meujudkan kedamaian dunia, melawan
kesewenang-wenangan, dan tidak pernah putus asa.
Lambang Bulan Sabit dan Bintang menjadi Simbol resmi
Khilafah Turki Usmani sejak saat itu, dan menjadi symbol kebanggaan akan islam
dan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia.
Meskipun khilafah telah dihancurkan oleh dendam yang tidak
berkesudahan oleh orang-orang yang takut akan islam, tapi diseluruh dunia
simbol tersebut tetap dikenang dan dipelihara, di puncak-puncak masjid, dan di
rumah-rumah panggung seperti di Aceh.
Kami tetap memuliakan para syuhada, kami akan terus
memelihara semangat tersebut hingga dunia kembali menyaksikan kemurahan
Pemerintahan Islam.
Islam tidak menafikan perbedaan keyakinan, karenanya dia
dikenal. Memaksakan keyakinan kepada orang yang menolaknya hanya akan
memunculkan kebencian.
Sekali lagi, pertumpahan darah mungkin tidak bisa dihindari.
Tapi sifat-sifat keutamaan, kejujuran, iman, keberanian, amanah, melindungi,
dan memaafkan tidak boleh ditinggalkan.
“Yang aku khawatirkan, apakah ini akan menjadi jala kita
menuju ridha Allah, atau kesia-sian semata.”
Terkait penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M,
Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa pada saat itu, paemimpinnya adalah
sebaik-baik pemimpin, dan prajuritnya adalah sebaik-baik prajurit.
Nabi Saw bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke
tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin
dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Kutipan hadis dari : http://indonesiaindonesia.com/f/88091-sejarah-penaklukan-konstantinopel-muhammad-al-fatih/
Langganan:
Postingan (Atom)