Selasa, Oktober 30, 2012

Antara Umar al-Faruq dan Pemerintah Saudi

Terus terang saya sangat terkejut ketika membaca tautan berita yang dishare oleh kawan saya terkait rencana Arab Saudi merubuhkan Masjid Nabawi, termasuk makan Nabi dan dua Sahabat Utama guna membangun kembali masjid yang lebih besar dan megah, yang konon akan segera dilaksanakan setelah seluruh jamaah haji kembali ke tanah air masing-masing pada tahun ini, 1433 H.

Apa motivasi sesungguhnya dari rencana tersebut? bagaimana pertimbangan maslahat dan mafsadat dari para mufti di Saudi? saya kira pertanyaan tersebut bukan hanya milik saya, tapi juga pertanyaan semua umat Islam di seluruh dunia. Tentu saja, dengan segala keawaman saya berharap berita semestinya tidak benar.

Dulu kala, ketika Gubernur Mesir, Amru bin Ash Ra hendak membangun masjid dan berencana menggusur rumah salah seorang non muslim, Khalifah Umar melarangnya hanya karena yang punya properti, seorang lelaki beragama yahudi merasa keberatan. Hari ini, apakah pemerintah Saudi juga mempertimbangkan keberatan seluruh muslimin di dunia?

Bahkan, ketika sebagian orang berusaha menggali Kuburan Nabi, dengan petunjuk Allah, Nuruddin Zangki, salah seorang amirul mukminin berusaha mencegahnya dan melindungi kuburan Nabi dan kesucian jasadnya. Lalu bila masjid dan kuburannya hari ini akan dibongkar, akan dikemanakan jenazahnya yang mulia tersebut? Jenazah dari seorang Nabi yang berdoa kepada Allah supaya aib ummatnya tidak disingkap di dunia. Apakah pembongkaran kuburan Nabi tidak akan menjadi aib, atau penghinaan terhadap pribadi yang mulia ini? yang dipuji oleh Allah dan para malaikat-Nya, yang selawat kepadanya dibaca oleh seluruh kaum muslimin dalam shalat mereka.

Abubakar Ra memang pernah berkata, "Barang siapa menyembah Muhammad, maka dia telah mati, dan barang siapa yang mnyembah Allah, sesunggunya Allah maha Hidup dan tidak mati-mati." Para shabat juga pernah meninggalkan sementara waktu jenazah Nabi demi maslahat yang lebih besar, mencegah perpecahan umat islam dan kekosongan kepemimpinan, tapi apakah kemudian mereka tidak menghormatinya dengan menguburkannya di bekas kamarnya sendiri? apakah keberadaan kuburan Nabi seperti saat ini menjadi salah satu sebab-sebab kemusyrikan dalam beribadah?

Memang Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia biasa, tidak berbeda dengan kita semua umat-umatnya, lalu apakah para pemimpin Saudi dan Muftinya lebih mulia lagi? Kenapa mereka tidak menurunkan gambar dan foto para pemimpinnya? kenapa mereka tidak menggusur kuburan dan rumah raja-rajanya, orang tua dan kakek-neneknya terlebih dahulu demi kemaslahatan ummat?

Saya kira kita semua membutuhkan jawaban, benar dan tidaknya kabar tersebut juga semstinya ada klarifikasi dari Pemerintah Arab Saudi, sehingga umat ini tidak dilanda fitnah keraguan dan permusuhan yang membabi buta. Wallahu a'lam, sebuah jihad kecil untuk Islam.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar