Ini adalah berita pembanding terhadap pemberitaan sebelumnya bahwa Pemerintah Arab Saudi akan membongkar makam Rasulullah SAW. Tabayyun merupakan salah satu perintah Allah kepada kaum muslimin, supaya kita tidak terjebak dalam fitnah yang merugikan di dunia dan akhirat.
Allah juga menggambarkan ciri-ciri orang beriman yang menyaring informasi dari berbagai sumber, lalu memilih yang terbaik di antaranya. Jadi seorang muslim tidak hanya menunjukkan ekspresi keimanannya secara emosional, tapi juga rasional.
Berikut kutipan dari http://news.fimadani.com/read/2012/11/01/inilah-rencana-perluasan-masjid-nabawi-bukan-pembongkaran-makam-nabi/
Sebagaimana santer di beberapa media sekuler yang mengambil informasi dari kantor berita Syiah Fars
mengenai penghancuran makam Nabi Muhammad, informasi-informasi baru
yang terungkap semakin menunjukkan kebohongan informasi tersebut.
Diberitakan oleh Fars bahwa
pemerintah Arab Saudi berencana memperluas Masjid Nabawi di Madinah.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran di banyak pihak jika makam Nabi
Muhammad akan dihancurkan.
Menurut kantor berita itu, penghancuran
makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan bagian dari
rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs
bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan 3 masjid lainnya yang
merupakan masjid tertua di dunia. Sebagai gantinya, dikatakan,
pemerintah Arab Saudi merencanakan pengembangan proyek ekspansi yang
bernilai multi miliar poundsterling.
Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Amidhan sudah menyatakan atas
kedustaan tersebut sepulangnya beliau dari Madinah belum lama ini.
“Memang mau diperluas tapi kondisi makam tidak akan berubah. Selain itu kan makam ada di dalam masjid,” kata KH Amidhan.
Sementara
itu, Ustadz Abdullah Haidir yang saat ini tinggal di Arab Saudi,
melalui akun jejaring sosialnya menyampaikan penjelasan mengenai
perluasan masjid tersebut.
“Berita tersebut sulit diterima
kebenarannya. Berita yang sesungguhnya adalah rencana perluasan
besar-besaran yang sudah dicanangkan Raja Abdullah pada bulan September
lalu saat berkunjung ke Madinah yang disebut-sebut sebagai rencana
perluasan Masjid Nabawi terbesar dalam sejarah, karena akan menjadikan
Masjid Nabawi 3 kali lebih besar dari ukuran yang ada sekarang dan dapat
menampung 2,8 juta jamaah shalat,” katanya.
Meski demikian,
beliau juga menyatakan adanya kritik dari sejumlah ulama Saudi mengenai
rencana arsitektur Masjid Nabawi yang baru dikarenakan adanya perubahan
posisi mihrab Nabi dan Raudhah.
“Hanya saja memang ada kritik dan ketidaksetujuan terkait posisi
mihrab dan Raudhah nantinya. Karena jika dibangun berdasarkan maket yang
ada, posisi Raudhah dan mihrab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
tidak lagi berada di depan, tetapi menjadi di samping. Karena perluasan
diarahkan dibagian kanan depan masjid (lihat maket). Beberapa ulama
Saudi sendiri mengkritisi rencana perluasan tersebut yang dianggap tidak
menempatkan Mihrab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam serta
Raudhah sebagaimana mestinya.”
“Jadi, isu pembongkaran makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak benar sama sekali,” pungkasnya.
Atas pemberitaan Fars
yang dikutip berbagai media sekuler tersebut, beberapa media Islam
tanah air menyebutkan bahwa Fars sengaja melakukan pembohongan informasi
untuk mengadu domba antara kaum Suni Muslimin di berbagai belahan dunia
dengan kaum Muslimin Arab Saudi.
****
Semoga Allah selalu memelihara umat Islam, dan mempersatukan mereka dalam cahaya iman, amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar