"Pemerintahan bukanlah tempat menunjukkan kekuasaan, tapi sarana meujudkan kesejahteraan rakyat."
"Sejarah tidak dibuat oleh penakut."
"Yang ku khawatirkan bukan musuh-musuhku, tapi rakyatku, karena bagaimanapun darah pasti tertumpah. Masalahnya, apakah mereka akan gugur sebagai syuhada atau hanya akan mati sia-sia saja."
"Jangan khawatir, kalian bisa hidup dengan bebas dan menganut kepercayaan masing-masing. Mulai saat ini, nyawa kalian, harta kalian dan masa depan kalian juga merupakan bagian dari kami."
Penaklukan Konstantinopel merupakan rangkaian sejarah yang
tidak terpisahkan dari Fathu Makkah, dan Fathu Baitul Maqdis sebelumnya.
Pertumpahan darah tidak bisa dielakkan untuk memelihara
keyakinan yang bisa mendamaikan, memelihara keyakinan yang menghargai
kehidupan, perbedaan dan persamaan.
Kaum muslimin tidak berperang karena benci, yang akhirnya
membuahkan simpati. Kebencian tidak akan mengakhiri konflik, tapi justru
mengobarkannya.
Bagi kaum muslimin, penaklukan Konstantinopel menjadi
momentum bersejarah dalam memelihara dan meujudkan kedamaian dunia, melawan
kesewenang-wenangan, dan tidak pernah putus asa.
Lambang Bulan Sabit dan Bintang menjadi Simbol resmi
Khilafah Turki Usmani sejak saat itu, dan menjadi symbol kebanggaan akan islam
dan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia.
Meskipun khilafah telah dihancurkan oleh dendam yang tidak
berkesudahan oleh orang-orang yang takut akan islam, tapi diseluruh dunia
simbol tersebut tetap dikenang dan dipelihara, di puncak-puncak masjid, dan di
rumah-rumah panggung seperti di Aceh.
Kami tetap memuliakan para syuhada, kami akan terus
memelihara semangat tersebut hingga dunia kembali menyaksikan kemurahan
Pemerintahan Islam.
Islam tidak menafikan perbedaan keyakinan, karenanya dia
dikenal. Memaksakan keyakinan kepada orang yang menolaknya hanya akan
memunculkan kebencian.
Sekali lagi, pertumpahan darah mungkin tidak bisa dihindari.
Tapi sifat-sifat keutamaan, kejujuran, iman, keberanian, amanah, melindungi,
dan memaafkan tidak boleh ditinggalkan.
“Yang aku khawatirkan, apakah ini akan menjadi jala kita
menuju ridha Allah, atau kesia-sian semata.”
Terkait penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M,
Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa pada saat itu, paemimpinnya adalah
sebaik-baik pemimpin, dan prajuritnya adalah sebaik-baik prajurit.
Nabi Saw bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke
tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin
dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Kutipan hadis dari : http://indonesiaindonesia.com/f/88091-sejarah-penaklukan-konstantinopel-muhammad-al-fatih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar