Alhamdulillah, wasshalatu wassalamu ala rasulillah wa ala
alihi wa ashabihi wa jami’i ummatihi. Kita sudah memasuki bagian sepuluh kedua
dari bulan ramadhan tahun 1438 H. Saya akui, memelihara konsistensi untuk
meneruskan tulisan dan pembahasan sederhana ini tidak mudah, khususnya karena
istiqamah saya yang memang masih lemah.
Kita lanjutkan ke hadis nomor 29 dalam susunan Kitab
Arbain Imam Nawawi. Diriwayatkan dari sahabat nabi, Muadz bin Jabal radhiallahu
anhu, beliau berkata: saya bertanya kepada Rasulullah SAW, beritahukanlah
kepada ku perbuatan yang bisa menjadi jalan bagiku untuk masuk surga dan jauh
dari neraka.
Lalu rasul menjawab :
لَقَدْ سَأَلْت عَنْ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُ
لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكْ
بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ،
وَتَحُجُّ الْبَيْتَ
Kamu telah menanyakan persoalan yang penting, namun bagi
orang yang dimudahkan oleh Allah, mengamalkannya akan sangat menyenangkan,
yaitu: kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan apapun, mendirikan
shalat-shalat yang wajib, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasa pada bulan
ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji.
Lalu Rasulullah SAW melanjutkan :
أَلَا أَدُلُّك عَلَى أَبْوَابِ
الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا
يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
Maukah kamu kuberitahukan kunci-kunci kebaikan? Puasa adalah
perisai, sedekah dapat menutupi kealahan seperti api memadamkan api, dan shalat
malam.
Rasulullah membacakan ayat QS. As-Sajadah : 16-17. Kemudian
beliau bersabda :
أَلَا أُخْبِرُك بِرَأْسِ الْأَمْرِ
وَعَمُودِهِ وَذُرْوَةِ سَنَامِهِ؟
Maukah kamu kuberitahukan pokok agama, penyangga agama
dan buah agama?
Sahabat Muadz menjawat, tentu ya Rasulullah. Rasulullah
SAW melanjutkan :
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ،
وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذُرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Pokok agama adalah Islam, penyangganya adalah shalat, dan
buahnya adalah jihad. Lalu beliau bersabda lagi :
أَلَا أُخْبِرُك بِمَلَاكِ ذَلِكَ
كُلِّهِ؟
Maukah kamu kuberitahukan kunci untuk semua urusan itu?
Sahabat Muadz kembali menjawab, tentu ya Rasulullah.
Maka Rasulullah SAW menunjuk mulut / lidah Muadz bin
Jabal, lalu bersabda:
كُفَّ عَلَيْك هَذَا
Jagalah mulutmu ini.
Sahabat Muadz kembali bertanya : apakah kami akan dihukum
karena apa yang kami bicarakan?
Rasulullah menjawab :
ثَكِلَتْك أُمُّك وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ
عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ قَالَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إلَّا حَصَائِدُ
أَلْسِنَتِهِمْ؟
Merugi kamu bila tidak mengetahuinya, bukankah kebanyakan
manusia dipermalukan karena ulah mulutnya sendiri? Demikian hadis yang panjang ini.
Pertanyaan Sahabat Nabi SAW, Muadz bin Jabal, adalah pertanyaan
kita semua, karena kita semua ingin masuk syurga, dan tidak mau masuk ke
neraka. Menurut Nabi, ini adalah perkara besar bagi sebagian besar orang, namun
bagi orang yang Allah kasihani dan berikan kemudahan, mudah saja bagi mereka
untuk melakukan amal saleh dan menghindari dosa-dosa, baik dosa besar maupun
dosa kecil.
Menyembah Allah tanpa menyekutukannya, menegakkan shalat
wajib, membayar zakat wajib, berpuasa wajib dan naik haji, sekilas adalah
amalan yang sederhana dan mudah. Tapi kenyatannya, banyak orang yang tidak
mampu melaksanakannya secara konsisten, kalo tidak kita katakan benar sesuai
dengan ketentuan syariatnya.
Bagi orang yang telah memperoleh kemudahan dari Allah,
mengerjakan kewajiban saja rasanya belum cukup. Mereka ingin melakukan
kebaikan-kebaikan yang semakin mendekatkan mereka kepada Allah. Rasulullah
membuka rahasia bagaimana menambah kebaikan tersebut, yaitu dengan puasa sunat,
sedekah, dan shalat malam.
Lalu Rasulullah SAW memberikan perumpamaan yang lebih sederhana,
supaya orang-orang awam pada umumnya lebih mudah mengerti. Dengan kata lain,
orang-orang miskin yang tidak memiliki harta untuk berzakat, bersedekah dan
berhaji.
Apa itu, beragama dengan agama yang benar, Islam. Menjaga
shalat lima waktu, dan menjawab panggilan jihad jika dibutuhkan.
Namun, karena kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya,
Rasulullah masih membocorkan juga rahasia kebaikan bagi orang-orang yang lebih
lemah lagi, yaitu menjaga mulut, bagi mereka yang tidak sanggup untuk berjihad.
Kenapa harus menjaga mulut? Hikmah menjaga mulud ini
sangat banyak sesungguhnya, namun dalam hadis ini Rasulullah hanya memberikan
satu contoh saja, bahwa banyak orang yang jatuh, terhina, atau dihukum karena
tidak mampu mengendalikan mulutnya.
Dalam kasus yang lebih kontekstual. Banyak orang yang tidak tahu diri, justru
memperparah situasi karena mulutnya, twitnya, postingnya dan lain-lain,
sehingga bukannya memberikan solusi dan penyelesaian masalah, justru
memperkeruh situasi, bahkan menjelek-jelekan orang lain yang punya kemampuan
untuk menyelesaikan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar