Selasa, September 20, 2011

Tentang Menghargai Yang Lain

Saya teringat materi pelajaran pertama dalam kitab Qira'atur Rasyidah yang dijadikan teksbook dalam pelajaran muthalaah di pesantren dahulu. Judulnya Al-Asadu wal Fa'ru, artinya Singa dan Tikus.

Jalan ceritanya ada tikus yang sedang jalan-jalan lalu menemukan tumpukan jerami yang sangat nyaman untuk bermain-main sampai akhirnya dia tertidur, padahal tidak lain jerami tersebut adalh surainya singa.

Ketika singa terbangun, tikus jatuh tepat di depan singa. tentu saja tikus sangat gemetar dan dengan segala keyakinan terakhirnya untuk bertahan hidup memohon belas kasihan dari singa. Akhirnya singa melepaskan tikus dengan syarat tidak boleh sembarangan tidur di surainya lagi.

Beberapa hari kemudian, ketika sedang mengintip buruannya, singa jatuh dalam jebakan jaring yang sudah disiaokan oleh pemburu singa. Setelah berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan diri dan tidak berhasil, singa meraung meminta tolong penuh harap kepada siapa saja yang mungkin mendengarnya.

Tidak jauh dari tempat singa terperangkap, tikus juga lagi mencari makanan. Mendengar raungan singa, tikus bergegas menuju perangkap dan mendapati singa dalam kondisi yang menyedihkan. Kali ini singa yang memohin belaskasihan tikus untuk menolongya. Tikus yang sangat berterimakasih atas kebaikan singa tempo hari, segera saja menggigit putus tali-tali jaring yang menjerat singa hingga bebas.

Singa berterimakasih atas kebebasannya dan melanjutkan persahabatnnya dengan tikus dengan saling menghormati satu sama lain, karena masing-masing memiliki kelebihan dan juga kekurangan yang tentunya bila dikelal dengan baik akan saling menguntungkan.

Yang masih saya ingat, kutipan pelajaran moral di akhir halaman tersebut adalah "La Tahtakir Man Dunaka, Fa Inna Likulli Syai'in Maziah."

Ini merupakan salah satu bekal utama bagi kami para santri yang hendak menjalani pertualangan panjang di asrama pesantren ini, kami satu sama lain harus mampu saling menghormati dan menggunakan kelebihan masing-masing untuk menutupi kekurangan shabat yang lainnya.

Sungguh suatu cerita dan pengalaman yang membanggakan, semoga bermanfaat bagi kita semua, insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar