Kamis, Agustus 01, 2013

Kebanggan Sebagai Seorang Muslim

Dalam setiap mukaddimah ceramah, atau bahkan khutbah jum'at, ulama tua-tua sering mengatakan bahwa nikmat paling besar yang perlu kita syukuri adalah nikmat iman dan nikmat islam, kenapa?

Karena iman dan islam ini tidak diperoleh oleh semua manusia, beda dengan nikmat hidup, nikmat sehat, kekayaan, dan lain-lain. Hanya orang beruntunglah yang memperoleh anugrah keimanan dan keislaman, kemudian adalah orang-orang yang mencari keselamatan.

Bayangkan kalo kita lahir dalam lingkungan yang kafir, apakah kita akan mengenal iman, mengnal Allah dan para rasul-Nya, serta beramal shalih sebagaimana tuntunan al-Quran? untuk ukuran rata-rata manusia, belum tentu, kecuali bagi beberpa orang luar biasa yang mampu menemukan sinar islam dan iman, lalu menjadi orang-orang yang beruntung.

Justru, dari tangan dan lisan merekalah, orang-orang luar biasa tersebut, kita disadarkan bahwa apa yang sudah kita peroleh ini, berupa keimanan dan keislaman merupakan anugrah yang luar biasa, yang harus terus dirawat, dipelihara, dan dibanggakan, meskipun resikonya sangat besar.

Kenapa resikonya besar, karena keimanan dan keislaman kita mendapatkan tantangan yang terus menerus dari pihak-pihak yang mewakili kepentingan Iblis di dunia, yaitu untu menjatuhkan anak cucu adam dari fitrah mereka yang suci, bersih dan mulia.

Islam adalah agama manusia, di mana manusia awam dapat berkembang menjadi manusia yang paripurna, insan kamil, sebagaimana yang dictrakan Allah dihadapan seluruh makhluk-Nya ketika pertama kali diciptakan, khususnya di hadapan Malaikat dan Iblis.

Seruan-seruan yang mengatasnamakan Allah, nabi, al-Quran, dan kebaikan manusia akan mendapatkan cibiran, bahkan permusuhan. Kenapa? Karena mereka merasa nyaman hanya menjadi manusia yang awam saja, yang mudah menyerah pada situasi dan kondisi lingkungan, yang tidak memiliki visi tentang syurga dan neraka di akhirat.

Tapi langkah kita tidak hanya dihalangi oleh orang-orang yang tida percaya saja, tapi juga oleh orang-orang yang terlalu percaya bahwa dirinyalah yang paling selamat, paling dekat dengan tujuan akhir, dan paling benar dalam menafsirkan firman Allah.

Mereka menjadikan syarat penyesatan dan pengkafiran orang-orang di luar pandangan mereka sebagai syarat keimanan dan keislaman yang baru, yang pada kahirnya membawa mereka pada posisi anti manusia, setidaknya manusia yang bukan mereka. Sekali lagi, ini bukanlah jalan keselematan.

Kebanggan kita sebagai muslim, seharusnya tidak menutup mata dan pikiran kita, tapi justru lebih penting membuka diri kita pada kenyataan-kenyataan yang tidak lain adalah ayat-ayat Allah yang 'ditulis' lebih awal dan lebih luas dari al-Quran.

Selalu ada sunnatullah yang mengiringi ayat-ayat Allah yang tertulis, dengan mengerti dan menemukan korelasi antara ayat yang tertulis dan yang tidak tertulis, maka kebanggaan kita sebagai seorang muslim tidak akan sia-sia, dan tidak akan mudah dimentahkan oleh orang-orang yang tidak suka, meskipun mereka melakukan berbagai daya dan upaya.

Semoga Allah memelihara kebanggaan kita sebagai muslim, seperti yang ditunjukkan oleh para pejuang, yang hari ini misalnya tampak pada pemimpin turki dan pemimpin mesir.

Wallahu a'lam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar