Selasa, Juni 21, 2011

Teknologi Piramid dalam Al-Quran

etidaknya ada dua ayat yang secara khusus berhubungan dengat teknis pembangunan suatu bangunan, yaitu QS. Al-Kahfi ayat 96 tentang teknik pembangunan dinding antara dua gunung yang dilakukan oleh Zulqarnain, dan QS. Qashash ayat 38 tentang pembangunan bangunan tinggi oleh firaun menggunakan bahan baku tanah liat.

Selama bertahun-tahun fakta ini tampaknya terabaikan oleh peneliti tentang mesir, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan piramida, makam bagi para firaun di Mesir kuno. Selama ini, piramida dipercaya dibangun oleh puluhan ribu orang yang mengangkat batu-batu alam dari tempat yang jauh untuk kemudian disusun menjadi sebuah bangunan. Pertanyaan yang segera muncul adalah, bagaimana batu-batu itu bisa dengan mudah dipindahkan dan diatur dengan ketinggian yang menakjubkan?

Sebagai catatan, berat masing-masing bongkahan batu itu adalah 2,5 ton. Apa mungkin orang-orang dahulu sangat kuat sehingga mampu memindahkan dan mengangkat batu-batu besar dengan mudah? Mungkin akan ada banyak sekali jawaban dan spekulasi tentang hal ini.

Adalah seorang peneliti, Profesor Joseph Davidovits, Direktur Institut Geopolimer Prancis yang mengajukan teori bahwa piramida dibangun dari batu buatan atau semacam beton yang dicor menjadi sekeras batu alam.

Penelitian yang dilakukan Profesor Davidovits menunjukkan bahwa lumpur dan bahan lainnya diambil dari sepanjang Suangai Nil dan bahan-bahan ini disatukan dalam suatu cetakan batu khusus. Campuran ini selanjutnya dipanaskan pada suhu yang tinggi, yang menyebabkan komponen-komponen kimiawi dari bahan-bahan tersebut saling berinteraksi dan membentuk sejenis batu, persis seperti batu gunung berapi, yang terbentuk jutaan tahun lalu.

Dengan proses cetakan ini, bisa dipahami mengapa semua batu memiliki ukuran dan potongan yang sama.

Ilmuwan Davidovits menegaskan bahwa batu yang digunakan untuk membangun piramida terutama dari batu kapur, tanah liat dan air. Tes dilakukan dengan menggunakan Nanoteknologi (cabang teknik yang berhubungan dengan hal-hal kecil dari 100 nanometer) membuktikan keberadaan sejumlah besar air dalam batuan; jumlah tersebut tidak ada di batu alam.

Mikroskop elektronik digunakan untuk menganalisis sampel dari batu piramida. Hasilnya sesuai dengan pendapat Prof. Davidovits dan kristal kuarsa jelas muncul sebagai hasil dari pemanasan lumpur. Analisis dengan skala Mini E menunjukkan adanya silikon dioksida juga. Ini adalah bukti lain bahwa batu-batu tersebut tidak alami.

Dalam bukunya “Ils ont bati les pyramides” ( cara membangun piramida) yang diterbitkan tahun 2002, Davidovits telah menyelesaikan semua masalah dan teka-teki tentang cara piramida dibangun. Selain itu, ia juga mereka ulang mekanisme konstruksi sederhana geometris dari lumpur Beberapa penelitian menegaskan bahwa tungku atau sejenis kompor telah digunakan pada zaman dahulu untuk membuat keramik dan patung-patung. Secara umum, setelah tanah liat dicampur dengan logam dan bahan alami lainnya, mereka menyalakan api sampai patung itu mengeras dan mengambil bentuk batuan nyata.

Hal yang sama jugadinyatakan oleh Mario Collepardi, seorang Profesor dari Italia yang mengkhususkan diri pada penelitian arsitektur piramida. Ia meyakini bahwa Firaun menggunakan tepung kapur yang tersedia dalam jumlah melimpah di daerah mereka, dicampur dengan tanah biasa. Kemudian mereka menambahkan air dari sungai Nil dan menyalakan api hingga suhu 900 derajat Celcius. Proses pemanasan ini memberi kekuatan pada batu dan menjadikannya mirip dengan batuan alami.

Tentu saja, bila teori ini benar, maka proses pembangunan piramida tidaklah sesulit yang dibayangkan sebelumnya, karena ali-alih menambang batu-batu besar dan memindahkannya ke lokasi bangunan piramida, justru para pekerja masa itu melakukan pekerjaan yang sangat mirip dengan proses kontruksi masa kini, yaitu memindahkan bahan baku kapur, pasir, tanah liat dan sebagainya untuk kemudian dicampur, dicetah dan dikeraskan melalui pembakaran. Baru kemudian ditempatkan pada posisi yang telah direncanakan secara hati-hati.

Kembali ke Al-Quran, penggunaan tanah liat dalam proyek-proyek Firaun telah diiformasikan sejak 14 abad yang lalu dalam QS. Al-Qashash ayat 38. Bagi kaum muslimin, fakta ini tentunya akan mempertebal keimanan kepada Allah, Rasulullah dan al-Quran yang menjadi pedoman hidup di dunia. Lebih jauh, semestinya keimanan ini juga mewujud dalam kecintaan membaca, mengkaji dan menguji kembali informasi-informasi al-Quran dalam kehidupan nyata.

Dari segi moral, ayat diatas juga menunjukkan keponggahan Firaun dan pengikut-pengikutnya karena mereka memiliki teknologi yang sangat canggih sehingga berhak mengaku sebagai tuhan dan memperbudak manusia lain. Dalam ayat selanjutnya Allah menyatakan : Dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.(39) Maka Kami hukumlah Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (40)

Dirangkum dan disadur dari http://www.kaheel7.com/eng/index.php/unseen-miracles/442-new-facts-about-the-pyramids-a-new-miracle-of-the-quran
untuk rubrik sains majalah santunan edisi juli 2011